Publication

Report - 28 August 2008
A BACKWARDS STEP
How Demand for Merbau Timber is Undermining Indonesia’s Anti-Illegal Logging Policies

A briefing on how timber smuggling scams are undermining Indonesia's anti-illegal logging policies. SMUGGLERS of the luxurious hardwood merbau are finding new scams to circumnavigate Indonesia’s export ban on sawn timber, investigations by EIA and Telapak have revealed.
Timber dealers have claimed the wood is for projects such as housing in Mongolia and even earthquake relief in China to obtain special Government dispensation to ship the timber.
EIA/Telapak is now calling for an immediate halt to these export ‘dispensations’, an investigation into several companies' activities and measures to be taken to stop the undermining of the country’s anti-illegal logging policies.
Download report (pdf 2290 kb).


Report - 19 March 2008
BORDERLINES
Vietnam's Booming Furniture Industry and Timber Smuggling in the Mekong Region

EIA/Telapak have been probing the trade in stolen timber in East Asia since the late 1990s. Over the last decade, governments around the world have made a raft of pronouncements regarding the seriousness of illegal logging and their determination to tackle it. Yet the stark reality is 'business as usual' for the organised syndicates looting the remaining precious tropical forests for a quick profit.
This report contains new information from field investigations carried out by the Environmental Investigation Agency (EIA) and its partner Telapak. It exposes how the rapid growth of Vietnam's wood processing industry is threatening some of the last intact forests in the Mekong region, especially those in neighbouring Laos.
Download report (pdf 2604 kb).


Report - 28 March 2007
The THOUSAND HEADED SNAKE
Forest Crimes, Corruption and Injustice in Indonesia

Forest crimes in Indonesia involve complex relationships between a number of interconnected participants – timber tycoons, military and police officers, corrupt government officials and politicians, the judiciary and international smuggling syndicates.
The structure is akin to a hydra – a many headed serpent. Cut one head off and another appears. Field enforcement merely tackles the most visible elements. Until the problem is tackled at its roots – the untouchable timber barons – the threat to Indonesia’s forests will remain.
Download report (pdf - 1465 kb).

Report - 4 April 2006
BEHIND The VENEER
How Indonesia's Last Rainforests are being Felled for Flooring

Demand-driven illegal logging in Indonesia is destroying one of the world's most important remaining tracts of undisturbed tropical forest. Despite unprecedented enforcement operations by the Indonesian government, every day thousands of hectares of Indonesia's forests are cut illegally to supply the thousands of factories across Asia. Much of this timber is destined for the shelves of high street retailers and builder's merchants in the EU and US.
Merbau, a highly valuable hardwood, is being ruthlessly targeted by illegal logging syndicates in Indonesian Papua to supply the booming demand for tropical hardwood flooring. Outlining the results of recent EIA/Telapak investigations, this briefing tracks the trade in merbau from Papua, via the factories processing merbau for the world's biggest flooring brands, to the shelves of the leading DIY and home improvement retailers of Europe and North America.
Providing case studies on some of the biggest players, the briefing contrasts the environmental claims touted by specific European and American companies with the reality investigators found behind the veneer. It reveals that - though they are not themselves breaking any law - these global flooring companies do not know the precise origin of all the merbau they are selling, that much of the wood originates in Papua, and there is no way of being certain it was not illegally sourced. It also outlines specific examples of illegal activities by Asian companies supplying some of these major brands.
Author: Telapak and EIA
Language: English
Download: pdf file 850 kb


Breafing- 1 December 2005
STEAMING The TIDE
Halting the Trade in Stolen Timber in Asia
Stolen timber worth almost two and a half billion dollars is traded between the countries of East and South-East Asia each year.1 China, which consumes timber from some of the countries most badly affected by illegal logging, is reckoned to be the largest consumer of illegal timber in the world,2 while Indonesia is the largest tropical supplier.3 It is clear that if illegal logging is to be effectively ountered, the countries of this region must work together.
EIA and Telapak’s investigations over the past five years have spanned the region and provide a unique knowledge of this trade and attempts to tackle it. Drawing on this experience, this briefing uses specific case studies to illustrate options for action. Though solutions must necessarily begin with improved enforcement in producer countries against illegal cutting and export of timber, this document focuses on how regional consumer and processing states can work with producer countries to help stem the tide.
Download briefing (497 kb).


Report - 17 February 2005
The LAST FRONTIER
Penebangan Liar di Papua dan Pencurian yang Masif oleh Cina

Asia telah kehilangan sembilan puluh lima persen dari hutan alamnya. Sebagian besar dari yang tersisa terletak di kepulauan Indonesia - dan propinsi Papua memiliki bagian yang terbesar. Laporan ini mengungkapkan bagaimana hutan terakhir yang amat berharga ini ditebangi secara ilegal dan hasilnya dijual secara besar-besaran ke China, yang kini merupakan konsumen kayu curian terbesar di dunia.
Dan untuk pertama kalinya, laporan ini mengungkapkan jaringan yang rumit dari para makelar dan penyokong dana dari berbagai tempat yang bertanggungjawab mendalangi penjarahan atas hutan-hutan Indonesia. Dari para jutawan raja kayu di Jakarta dan aparat yang membekinginya, cerita ini menelusuri peranan berbagai perusahaan multinasional di Malaysia, para broker/pedagang di Singapura dan pedagang kayu bulat di Hongkong.
Setiap bulannya, sejumlah kayu merbau curian diangkut dari Papua untuk menghasilkan flooring senilai lebih dari 600 juta dolar pada harga eceran di negara-negara barat. Untuk setiap dolar yang dibayarkan untuk flooring yang mewah tersebut, masyarakat lokal di sekitar hutan asal kayu merbau tersebut hanya mendapatkan kurang dari setengah sennya. Sementara itu, penyusutan hutan di Indonesia semakin meningkat pesat, dimana hutan seluas negara Swiss musnah setiap tahunnya.
Para pemerintahan di seluruh dunia telah berulang kali berkomitmen untuk membasmi penebangan liar dan perdagangan kayu curian. Sampai saat ini mereka tidak mampu menindaklanjuti komitmen tersebut dengan tindakan nyata. Laporan ini memuat sejumlah rekomendasi yang spesifik untuk memberantas perdagangan kayu curian antara Indonesia dan China yang amat merusak ini.
Author: Telapak and EIA
Language: Indonesia and English
Download: pdf file - ID (1870 kb) & EN (1130 kb)


Report - 31 January 2005
MENGUAP BERSAMA HILANGNYA HUTAN
Meninjau Skema Dana Pembangunan EU untuk Indonesia di Sektor Kehutanan - Studi Kasus Proyek Hutan Produksi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

Salah satu proyek kerjasama kehutanan Uni Eropa-Indonesia yang diteliti Telapak bersama mitra lokalnya adalah South Central Kalimantan Production Forest Project (SCKPFP) yang berlokasi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Proyek berdurasi 7 tahun dan beranggaran 39 juta Euro ini bertujuan untuk membangun dan mengaplikasikan model pengelolaan hutan lestari di kawasan konsesi hutan PT Aya Yayang Indonesia dan PT. Dwima Jaya Utama.
Kunjungan lapangan yang dilakukan Telapak bersama LPMA dan Sumpit pada bulan Agustus 2004 di wilayah proyek di kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan bertujuan untuk melihat langsung bagaimana pelaksanaan proyek, hubungan proyek dengan counterpart lokalnya serta keberhasilan proyek seperti yang tercantum dalam laporan kemajuannya.
Hasil yang didapatkan Telapak ternyata berbeda jauh dengan yang diklaim pengelola proyek dan pemerintah EU dan Indonesia. Pelaksanaan proyek tidak dilakukan secara partisipatif di mana pelibatan para pihak terutama masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah proyek sangat terbatas. Pemerintah daerah sebagai mitra lokal proyek juga tidak banyak merasa memiliki pengetahuan yang cukup mengenai proyek ini dan juga tidak merasa dilibatkan dalam pengawasan serta evaluasi proyek.
Author: Telapak
Language: Indonesia and English
Download: pdf file - ID (722 kb) & EN (707 kb)


Report - 2 November 2004
DEADLY SPRAY From The ARCHIPELAGO
Lessons Learn from the Transformation of Cyanide Fishing to Community Base Coastal Resource Management

Dari beberapa tempat dampingan yang dilakukan oleh Telapak dan mitranya menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan penangkapan ikan yang merusak, tidak menyentuh pada akar permasalahannya. Sebaliknya, makin memberikan peluang-peluang baru untuk makin memperbesar aktifitasnya. Penegakkan hukum yang dilakukan hanya melihat para pelaku sebagai sumber duit yang cukup menjanjikan. Kalaupun ada penangkapan pada akhirnya sangat sedikit yang berakhir di meja hijau.
Di sisi lain, sebagian nelayan pelaku merasa tidak punya alternatif lain yang bisa diandalkan untuk menghidupi keluarganya. Yang mereka butuhkan pada dasarnya adalah kesempatan untuk mendapatkan alternatif tersebut dengan menempatkan mereka sebagai objek yang harus dirubah bukan sebagai objek penghasil duit ataupun sebagai obyek yang harus dimusnahkan. Dengan sistim yang ada, penjara bukanlah solusi utama penyelesaian masalah ini, pendekatan dan pendampingan dengan memberikan mereka kesempatan untuk berubah adalah sebuah jalan terbaik menyelesaikan masalah ini.
Buku ini berisi pembelajaran dari perjalanan Telapak selama tahun 1999 . 2004 dalam melakukan pendataan dan membangun proses belajar bersama dengan para nelayan pelaku penangkapan ikan yang merusak di beberapa daerah di Indonesia.
Author: Telapak
Language: English
Download: pdf file (2.750 KB)


Report - 4 October 2004
The RAMIN RACKET
The Role of CITES in Curbing Illegal Timber Trade

Author: Telapak and EIA
Language: English
Download: pdf file (773 KB)




Report - 4 February 2004
PROFITING From PLUNDER
How Malaysia Smuggles Endangered Wood

Laporan terbaru Telapak/EIA mengungkap bukti-bukti yang mengejutkan tentang bagaimana Malaysia melakukan pencucian kayu ramin yang langka dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami mengungkap bagaimana ribuan ton kayu ramin diselundupkan melintasi batas Negara setiap
bulannya oleh organisasi kriminal dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen, termasuk izin CITES yang menyatakan kayu tersebut sebagai 'asli Malaysia', yang melibatkan petugas-petugas Malaysia.
Author: Telapak and EIA
Language: Indonesia and English
Download:
pdf file (3660 KB) and zip file (2930 KB)


Briefing - 4 December 2003
Update on Tanjung Puting National Park: A report to the CGI meeting, Jakarta, December 2003

Author: Telapak and EIA
Language: English
Download :
pdf file (342 KB) and zip file (331 KB)





Report - 29 May 2003
Singapore's Illegal Timber Trade & The U.S.-Singapore Free Trade Agreement

Laporan ini diluncurkan bertepatan dengan diskusi mendalam Kongres Amerika mengenai perjanjian Perdagangan Bebas Amerika-Singapura. Laporan ini menjelaskan secara detail bagaimana Singapura melakukan pencucian kayu illegal untuk pasar global dan memaparkan bukti-bukti pengiriman illegal ke Amerika Serikat. Laporan ini menyerukan kepada Amerika Serikat dan Singapura untuk segera mengambil tindakan nyata untuk menghentikan perdagangan kayu illegal.
Author: Telapak and EIA
Language: Indonesia and English
Download:
pdf file (1220 KB) and zip file (1170 KB)


Briefing - 13 May 2003
TIMBER TRAFFICKERS
How Malaysia and Singapore are reaping a profit from the illegal destruction of Indonesia's tropical forests

Bukti-bukti baru yang dikumpulkan Telapak dan Environmental Investigation Agency (EIA) mengungkap bagaimana Malaysia dan Singapura terus melakukan pencucian kayu ilegal asal Indonesia, termasuk jenis kayu langka, dan menjualnya ke pasar global.
Author: Telapak and EIA
Language: Indonesia and English
Download:
pdf file (739 KB) and zip file (1170 KB)



Briefing - 13 April 2003
Framed: Italy's Dirty Trade in Stolen Timber

Didasarkan pada hasil investigasi, briefing ini mengungkap peranan dan keterlibatan perusahaan bingkai foto Italia dalam kaiitannya dengan kayu ramin ilegal asal Indonesia.
Author: Telapak and EIA
Language: English
Download:
pdf file (468 KB) and zip file (453 KB)



Report - 13 January 2003
ABOVE The LAW
Corruption, Collution, Nepotism and Fate of Indonesia's Forests

Author: Telapak and EIA
Language: English
Download:
pdf file (1720 KB) and zip file (1370 KB)





Archive

1. Briefing 29 October 2002 Timber Briefing for the 12CoP to CITES
2. Briefing 01 September 2001 Illegal Timber Trade in the ASEAN Region
3. Report 01 September 2001 Timber Trafficking
4. Briefing 01 July 2000 Illegal Logging in Tanjung Puting National Park
5. Report 2000 Planting Disaster - Menanam Bencana
6. Report 30 August 1999 The Final Cut

"Berdaulat secara Politik, Mandiri secara Ekonomi, dan Bermartabat secara Budaya"

Logo Telapak