Kaboer Kanginan
Dulu sekali ... belum sampai puluhan tahun memang, aku dan beberapa kawan main di lingkar perguruan silat ini pernah punya hobi yang serupa tapi tak sama. Kami gemar untuk bepergian bersama sembari bertukar cerita, masak-masak, berkemah, dan juga "nongkrong". Hutan dan gunung terdekat menjadi tempat kami berbagi kegemaran. Berikut adalah beberapa variasi kegemaran dari kami (kala itu):
- Mengamati segala jenis dan bentuk mahluk hidup, dari mulai manusia (termasuk perempuan yang sedang mandi), hewan menyusui, burung, serangga, ular, hingga bahkan kepiting kecil.
- Mengamati burung (saja).
- Mengamati jenis burung elang (saja).
- Memotret segalanya.
- Menggambar sebisanya.
- Bermimpi dan mencoba jadi penulis novel.
- Berkendara alias mengendarai sepeda motor.
Betul, kegemaran itu banyak macamnya dan masing-masing orang belum tentu punya kegemaran yang sama. Lalu .... di mana letak kesamaannya?? Yaa memang seperti yang aku sebutkan di depan ini adalah kegemaran yang "serupa tapi tak sama". Serupa karena kami menggunakan media beraktivitas di lingkungan yang sama, namun jenis aktivitasnya berbeda-beda.
Kala itu, hampir setiap ada waktu luang dan kepenatan otak datang mendera, kami bersepakat selalu untuk melakukan kegiatan jalan-jalan ini. Tak pernah ada tujuan tertentu, bahkan juga tak pernah ada batas waktu kapan akan diakhiri untuk pulang ke rumah masing-masing. Siapa suka ... ayooo kita jalan bareng. Kalau sudah bosan ... ya silakan saja untuk pulang duluan. Semuanya didasari oleh "keinginan". Itulah akhirnya yang membuat kami pun bersepakat memberi nama pada kelompok kami. Ketika itu dunia di sekeliling kami sedang dilanda demam klub pengamat burung. Jadi lahh kami memberi nama kelompok kami "Kaboer Kanginan" alias Kami Amati Burung Karena Keinginan. Karena sering bercerita tentang sejarah dan pola hidup sederhana, maka kami pun berusaha untuk menggunakan nama-nama berbau kuno ataupun nama orang kampung. Seorang kakak seperguruan mengganti namanya menjadi Sastro, saudara seperguruanku ada yang bernama Kasmin Artosono, dan aku sendiri mengganti namaku menjadi Jumadi Atmowidjojo.
Lucu memang jika mengingat masa itu. Sayang sekarang kelompok ini sudah tidak berkumpul kembali. Masing-masing dari kami telah sibuk dengan kegiatan dan jalan hidupnya. Tak ada lagi nama Kaboer Kanginan yang terdengar. Nama itu seperti sudah benar-benar kabur tertiup angin (red: bahasa Jawa). Namun dalam hati kami, aku yakin masih ada nama itu. Karena nama tidak hanya sekedar nama. Karena nama itu telah membekaskan "kebersamaan" kami. Kami adalah "bhinneka tunggal ika" .... hahahahaaaa. Merdekaa!!!
2 komentar:
Aku pilih yang Mengamati segala jenis dan bentuk mahluk hidup, dari mulai manusia (termasuk perempuan yang sedang mandi).....
@bobpoerba: kalo yang beginian mah jelas kamu masuk golongannya Jaka Tarub ... hehehe
Posting Komentar