Menjadi Pesilat "Gundala"

Gundala Diawali dari sekedar perbincangan malam yang berbagai rasa. Rasa penat, mengantuk, dan berkeringat. Namun pembicaraan yang tadinya santai dan ringan perlahan menjadi serius dan (mungkin) terasa berbobot.

Seorang teman seperguruan silat membuka pembicaraan tentang energi. Sebaiknya masyarakat Indonesia ini menggunakan energi apa? Mengapa kita selalu kekurangan energi? dan seterusnya. Apakah negara Indonesia yang korup ini layak memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir dan seterusnya? Lalu menjadi sebuah diskusi warung kopi tentang bagaimana merajut hubungan antara kegiatan "dunia persilatan" ini dengan upaya lebih yang berdampak positif bagi pemenuhan energi di tingkat pedesaan. Lebih jauh bahkan pemenuhan energi tersebut bisa menjadi pendukungan utama gerakan keadilan ekologis di Indonesia.

Sebenarnya hal ini mungkin bukanlah hal baru lagi di kancah per-LSM-an Indonesia. Cukup banyak organisasi yang (mungkin) telah mencobanya. Ada yang menggunakan sumber energi angin. Ada yang menggunakan sumber dari panas matahari. Ada yang memanfaatkan kotoran hewan menjadi biogas. Dan (sepertinya) yang sering saya dengar adalah pemanfaatan energi air melalui pembangkit listrik tenaga air sederhana yang juga disebut sebagai mikrohidro ataupun pikohidro. Sayangnya pengembangan energi bersih yang sederhana ini masih berkutat pada upaya penyediaannya saja. Jarang upaya ini menjadi lebih bergulir dalam upaya untuk mencapai kedaulatan masyarakat pedesaan terhadap energi dan sumberdaya alam lainnya.

Bila melihat upaya dari perguruan silat ini untuk upaya mencapai keadilan ekologis, apakah kita (juga) bisa mencapainya melalui pengembangan pemenuhan energi bersih? Bukan dalam skala yang masif, namun dapat terdesentralisasi ke daerah-daerah pelosok seperti pinggiran hutan ataupun pulau-pulau kecil. Sebagai pesilat handal, semestinya hal ini bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi. Kenapa tidak, perguruan silat ini sendiri dahulu dibangun dari titik nol hanya dengan bekal memastikan mimpi-mimpi menjadi kenyataan.

Sepertinya ada baiknya kita coba membuka peluang ini seluas mungkin. Insya Allah, semoga tulisan ini pun bisa menjadi awal bagi upaya mencapai keadilan ekologis melalui sudut pandang pemenuhan energi bersih di tingkat masyarakat. Adakah yang bisa urun rembug tentang hal ini?? Minimal bagaimana caranya agar perguruan silat ini mampu menghasilkan "gundala-gundala" dalam dunia nyata.

Gambar Gundala diambil dari link berikut

0 komentar:

Posting Komentar

Logo Telapak