Coretan yang pertama
4 Feb 2009
Sebagai manusia yang baru menginjakkan kakinya di Water management. Banyak pertanyaan-pertanyaan menggelitik dibenak saya. Air, apa sih itu air. Yang saya tahu air itu untuk minum, masak, mandi dan menyiram tanaman atau paling banter untuk mengairi tanaman di sawah. Hanya itu yang ada dibenak saya pada awalnya. Dan ternyata setelah saya tahu ternyata masalah air ruwet yah…
Sudah dua pertemuan yang saya ikuti untuk mencerahkan diri saya tentang air. Pertama adalah Seminar Kyoto University yang diadakan di IPB dua berturut-turut tanggal 24-25 Januari 2009 kemarin. Pertama kali masuk saya benar-benar merasa kecil, disamping karena ternyata yang mengikuti seminar orang tua pintar berdasi semua, ditambah saya juga salah kostum dan presentator dari segala bidang, termasuk peneliti dari Jepang. Awalnya yang saya lihat di run down acara ada beberapa tema. Temanya ada beberapa macam, diantaranya policy atau kebijkan, daerah tangkapan air, model water management, dll. Karena kelompok tersebut dibagi-bagi saya mengikuti yang daerah tangkapan air dan mba Itok yang kebijakan. Kebanyakan presentator menayangkan model dari penelitian air itu sendiri. Penelitian yang menurut saya wah, karena menggunakan berbagai macam metode dan alat yang spektakuler.
Pertama adalah Global Satelite - Based Rainfall Data For Some Application dipresentasikan oleh pihak LAPAN. Alat ini bisa memprediksi adanya api, hotspot, hujan, dan mitigasi banjir. Kedua adalah How To ensure The Stability of Water Resources Under Climate Changes. Penelitian ini dilaksanakan di TN Lore Lindu Sulawesi. Hasilnya efek dari land use latent heatnya di primary forest ternyata lebih tinggi ternyata dari grass land, walaupun saya sebenarnya belum melihat How To Ensure karena aksi yang disarankan adalah mendorong semua stakeholder terkait untuk melindungi, dan penelitian terpadu (semua orang juga menyarankan yang sama…). Ketiga adalah Climate Changes Impacts On The Hidrology And River Management In Turkey. Intinya sih membuat scenario air. Apa yang terjadi dari 10-70 tahun mendatang. Semua orang juga bisa memprediksi jika manusia semakin banyak maka kebutuhan air semakin banyak bisa diramalkan toh. Cuma kok modelnya seperti perubahan Land Use ya….bukan water use….nggak ngerti juga deh. Presentatornya dari Jepang loh
Keempat adalah Water Run Off in Southern Coastal In Java intinya model lagi….
Dari seminar ini ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan yang menarik perhatian saya. Kesannya kolaboratif yang dilakukan saat ini masih lingkupnya hanya pada tingkat peneliti dan apa hasil nyatanya dari seminar ini? Apa timbal baliknya kepada masyarakat dari seminar ini ya….
Dengan dorongan dari Mba Itok saya mengikuti seminar kedua. Seminar kedua yang saya ikuti adalah seminar di Bappenas dalam Workshop For Establishment and Development Capacity Building Network in Water Sector. Dilihat dari judulnya keren bukan? Lagi-lagi saya dipusingkan dengan masalah yang ruwet. Ini terjadi karena saya tidak menegrti atau memang karena saya bodoh, atau mungkin keduanya?
Sekali lagi masuk kedalam lingkungan orang-orang pintar membuat saya menjadi kecil, jika berada didalamnya. Semua orang membicarakan networking. Dalam pikiran saya yang pertama kali terlintas adalah, memang kemana orang-orang tersebut? Orang-orang yang duduk dipemerintahan ini? Bukannya namanya pemerintah sudah jelas jaringan kerjanya (Pandangan saya masih sebagai orang awam nih yang tidak pernah tahu tentang birokrasi dan koordinasi yang sulit). Di Pusat ada Bappenas, di daerah ada Bappeda tinggal apa yang diintruksikan dipusat, diderah menjalankan. Gitu tok kan….!? (saya masih berpikiran simple loh, weleh…weleh).
Jika ada departemen lain yang ngurusin air juga seperti di Departemen Kehutanan yang mempunyai forum DAS dan Departemen PU yang mempunyai Sumber Daya Air Nasional, mbok menowo bisa duduk bareng ngurusin air bareng-bareng lah wong barangnya sama kok, jangan jontok-jontokan ini punyaku ini punyamu.
Tapi ternyata saya baru tahu jalannya koordinasi itu gimana, sehingga tidak ada yang beres karena jalannya sendiri-sendiri.
Saya jadi berpikir, coba sekarang lihat di lapangan
Apa orang-orang yang harusnya ngurusin apa yang diamanahkan ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ? Ndak ada ee... saya juga bingung. Petani tetep aja kekeringan kalo musim kemarau, dan petani tetap saja kebanjiran kalo musim penghujan. Benar kata bapak-bapak itu ganti aja musim di Indonesia jadi musim kering dan musim banjir.
Bukannya saya menyalahkan pemerintah atau orang-orang pinter itu. Jujur saya ini juga ngiri kok pengen jadi orang pinter, sekolah yang tinggi biar bisa ngebangun bangsa ini. Biar bangsa ini nggak bodo terus.
Tapi kenapa yah kenyataannya banjir bukannya berkurang malah tambah, yang kekeringan juga? Jadi kesannya apa yang dilakukan pemerintah itu belum kelihatan hasilnya, karena rata-rata orientasinya hanya proyek. Tidak ada hasil (Bener kata bapak itu...)
Tanya kenapa?
Padahal pemerintah sudah mengeluarkan jalan keluar seperti banjir kanal timur, reboisasi, tapi kok tidak membuahkan hasil. Apa yang salah sebenarnya. Sistemnyakah? Orangnyakah? Caranyakah? Atau ketiga-tiganya?Tanya siapa?
Sedulur, mari kita cari akar permasalahnnya bareng-bareng terus coba cari jalan keluarnya bareng-bareng.
Oh iya satu lagi menurut saya semua sistem yang dibuat baik kebijakan dan bla-blanya tidak akan berjalan jika pola hidup masayarakat masih seperti sekarang. Contoh kecil saja, sejak sekolah tingkat TK sudah diajari ”Buanglah sampah pada tempatnya”, tapi buktinya masih banyak yang buang sampah sembarangan. Hayo ngaku ada yang masih buang sampah sembarangan kan......
Hari ini cukup ini saj dahulu. Masih banyak yang harus dikerjakan. Ada yang mau bantu?hehehe.
Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian maaf kalo aye ada salah-salah kata namanya juga belajar. Kalo ada yang salah mohon diluruskan jika sudah lurus mohon ditegakkan. Hehehe
Hidup Indonesia!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tea_cool 2009
Noriko_tika@yahoo.co.id
Tika, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan IPB angkatan 41,
Volunteer di Program Air Telapak yang dikomandani Rita Mustikasari
0 komentar:
Posting Komentar