Telapak di Bhumi Lancang Kuning

Apa yang terbayang kalau kita mendengar istilah Lancang Kuning?

Kalau saya, maka yang terbayang adalah cerita seorang satria Tanah Melayu berdiri perkasa di anjungan sebuah kapal layar tradisional dengan iringan sayup2 dendang lagu melayu ...

Lancang kuning ....
Lancang kuning berlayar malam ... hai berlayar malam


Lancang kuning ....

Lancang kuning berlayar malam ... hai berlayar malam


Haluan menuju ....

Haluan menuju ke laut dalam


Haluan menuju ....

Haluan menuju ke laut dalam .... dst dst

Bagi saya lagu itu benar2 membekas dalam ingatan. Walau saya bukan orang Melayu, namun saya turut merasa bangga jika mendengar lagu tersebut. Bangga bahwa orang2 Melayu dulu pernah menjadi satria perkasa yang mampu bertahan terhadap upaya2 pihak lain yang ingin merenggut dan menghancurkan Tanah Melayu.

Lalu bagaimana kondisi Tanah Melayu kini? Coba tengok dan lihat bagaimana situasinya di wilayah Riau daratan dan Riau Kepulauan. Kini situasinya jauh berbeda dengan cerita2 dan pantun kuno melayu. Tanah dan laut Melayu telah jauh berubah. Hutan hancur berantakan, laut diaduk2 dan dikeruk sumberdaya alamnya, bahkan tanah yang kaya minyak dan batubara pun tak luput dari kerakusan segelintir manusia saja. Banyak ketidakadilan yang kita akan jumpai. Masyarakatnya pun tak lepas dari siksa itu. Tampaknya dibutuhkan munculnya pada pelopor untuk membuat perubahan di sana.



Beberapa waktu lalu, beberapa orang anggota Telapak dari Riau duduk bersama membahas masa depan Tanah Melayu. Berbagai ide bermunculan. Akhirnya ide2 tersebut berujung pada sebuah kesepakatan untuk menjalankannya melalui pembentukan sebuah "badan teritorial" di Bhumi Lancang Kuning. Kesepakatan ini pun bersambut dengan dukungan penuh dari Badan Pengurus Telapak.

Maka lahirlah Badan Teritorial Riau pada tanggal 1 April 2010 [sesuai SK Badan Pengurus Telapak]. Untuk menjalankannya, maka terpilih Sdr. M. Zainuri Hasyim sebagai Ketua BT (gubernur), dan dibantu penuh oleh Sdr. Zulfahmi (bidang politik dan keorganisasian) serta Sdr. Fatra Budiyanto (bidang ekonomi dan budaya). Para pengurus ini telah menyatakan kesiapannya untuk bekerja keras membangun dan menyelamatkan Bhumi Lancang Kuning. Dalam program kerjanya, BT Riau akan bekerja pada cakupan wilayah administrasi Propinsi Riau dan Propinsi Riau Kepulauan. Dari cakupan wilayah luas tersebut, pada tahun 2010-2012, konsentrasi utamanya adalah Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan, dan Kabupaten Indragiri Hulu.

Semoga kelahiran badan teritorial ini mampu menjawab berbagai tantangan dalam menyelamatkan Bhumi Lancang Kuning dari kehancuran. Semoga terjadi kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan kemartabatan budaya di sana ...

0 komentar:

Posting Komentar

Logo Telapak