Jangan jadi "bintang jatuh"

Onte maju ke atas panggung penganugerahan Liputan 6 SCTV Award tempo hari. Onte berhasil mendapat penghargaan ini berkat kerja kerasnya membangun hutan bersama masyarakat petani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Ia diberi waktu untuk mengatakan sepatah-dua patah kata setelah menerima trophy. Onte lalu bercerita tentang percakapannya dengan seorang bapak petani saat ia pertama kali datang di Konawe Selatan. Sang petani mengatakan soal indahnya melihat bintang di sana. Bintang2 dapat dilihat dengan mudah di desa, bukan di kota. Karena desa lebih gelap (minim cahaya) dibandingkan kota. Sebuah logika biasa memang. Namun bagi Onte hal ini jadi luar biasa dalam maknanya. Karena bapak itu lalu mengatakan, “Kalau ingin jadi bintang, maka sekarang lah saat yang tepat. Ketika Indonesia masih gelap!”

Roman muka Onte tiba-tiba berubah. Ia mencoba meneruskan kata-katanya dengan ucapan terima kasih, termasuk pada para petani. Namun air mata terlihat memenuhi kelopak mata Onte. Kata2nya tersedak karena rasa haru yang dalam.

Menyaksikan kejadian ini membuat degup jantung saya berdebar. Saya terbawa emosi rasa haru. Sebuah perasaan yang aneh karena saya bukanlah Onte. Saya hanya datang untuk melihat kejadian itu. Kenapa saya harus ikut terharu? Rasa haru ini semakin terasa menjadi2 saat setelah itu Fadli dan Piyu dari band Padi tampil ke depan. Mereka membawakan lagu terkenal yang penuh makna berjudul Kasih Tak Sampai. Ada bait2 yang begitu menggetarkan rasa di sana …. “tetaplah menjadi bintang di langiiit ….”

Tak perlu disangkal lagi, saya memang terharu. Rasa hati saya bercampur aduk antara rasa bangga sekaligus juga khawatir. Saya bangga karena penghargaan ini tak hanya jadi kebanggaan bagi Onte, namun juga Telapak. Teringat beberapa penghargaan yang diterima oleh teman2 di Telapak. Alangkah banyaknya ...!!

Tapi saya juga khawatir. Saya khawatir bila Telapak pada akhirnya cuma menjadi “bintang jatuh”. Dan ia jatuh karena tidak mampu menjaga dan merawat kepercayaan serta harapan orang banyak. Jangan … jangan seperti itu … saya tak menginginkannya.

Dalam hati saya berucap, “Ya Tuhan … kuatkanlah kami di Telapak. Agar bintang-bintang yang indah ini tidak jatuh ke bumi atau tenggelam di laut. Beri kami jalan dan kemudahan untuk membuat perubahan di Indonesia ini. Sebuah perubahan yang memberi keadilan bagi manusia dan alam ini”.


gambar di atas hanya illustrasi yang diunduh dari laman ini.

4 komentar:

Dwi Lesmana | Kamis, Juli 22, 2010 9:13:00 AM

Jangan lupa kalo bintang jatuh segera sebutkan keinginamu, semoga saja dapat segera terwujud mengangkat bintang kembali ke tempatnya.

Moes Jum | Kamis, Juli 22, 2010 9:39:00 AM

iya Oom Dwi, betul juga itu ... kalo bintang jatuh aku ingin Telapak Jaya!!

Christian Bob Poerba | Kamis, Juli 22, 2010 12:27:00 PM

Lah kalo jatuh,....siap-siap nampungnya...buat lingkaran, yang paling besar di tengah

itok | Kamis, Juli 22, 2010 2:03:00 PM

sepakat. kalau tahun ini banyak sekali award. kalau kita udah banyak panen tahun ini, apa yg akan tersedia untuk musim panen berikutnya? mungkin seru jika semakin banyak award di dapat. jadi kalau bintang mau jatuh atau terus meroket, yah nanti aja mikirnya.

Posting Komentar

Logo Telapak