TIMIKA itu INDONESIA bukan...??
Itulah kalimat pertama yang terlintas di otak kecilku ketika transit di TIMIKA. Maklumlah...ini perjalan pertamaku mengunjungi TIMIKA sebelum meluncur ke Jayapura. Walaupun..nama tersebut tidak asing lagi aku denger. Tetapi sebelumnya...aku ingin flash back dikit pas pesawat yang kutumpangi mau mendarat. Waktu itu masih pagi sekitar jam 6-an, dengan sedikit memaksakan diri karena suseh tidur semalaman, aku terkagum dengan suguhan tanah papua melalui pemandangan yang sangat indah. Tidak beda dengan lokasi-lokasi lainnya di Papua, TIMIKA masih menyimpan kekayaan sumberdaya alam yang berlimpah. Melihat ke sisi kiri yang terbentang adalah hutan dengan tutupan yang sangat rapat, melirik ke kanan, hal yang sama aku temukan. Indahnya...indahnya....begitulah lontaran kecil yang keluar dari mulutku yang bau' jigong ketika itu.
Iya ampun....belum puas aku menikmati pemandangan yang ditemani oleh sunrise di pagi hari, blass....berubah total euy. Apa ini....ini sungai atau kubangan??. Kawan disebelahku berkata...ini tailing dari freeport, bozzz... !! Oooh..itu toh yang selama ini dibilang orang, kog kayak ular piton yang berwarna coklat keputih-putihan ya. Bagaimana mungkin, hal itu ada di tanah yang sebagus ini...??
Jam yang ada di tanganku menunjukkan pukul 6.20 pagi, pesawatku mendarat dengan mulus di TIMIKA. Dari awak kabin kudengar, semua penumpang diperbolehkan turun, tidak terkecuali penumpang transit. Iya sudah...aku langsung bergegas, aku bawa tas kecilku tanpa lupa membawa rokok, dan langsung menuju bis yang sudah menunggu di luar. Tiga jam lebih berada di pesawat, itu waktu yang cukup lama bagi seorang perokok, iya lumayanlah...sebatang - dua batang. Bis yang kutumpangi meluncur ke terminal kedatangan dan dilanjutkan ke terminal keberangkatan bagi penumpamg transit. Yang membuat ku heran dan terusik....masa sich TIMIKA yang kaya seperti ini punya airport level internasional kayak kandang monyet...?? walaupun sekarang ini sedang direnovasi di sana-sini. Belum lagi dengan adanya sebuah papan reklame besar yang makna dari tulisannya kira-kira seperti ini "airport ini dipersembahakan untuk 32 negara dengan logo benderanya tertampang jelas di billboard". Kesan yang ku tangkap (moga-moga aku salah), negara2 inilah yang berjasa mengembangkan TIMIKA (mungkin termasuk Indonesia) melalui freeport, apa iya...??
Penumpang transit langsung dibawa dan masuk di dalam kerangkeng itu, dengan terlebih dulu melewati pemeriksaan yang cukup ketat dari pihak bandara yang dibantu beberapa orang aparat keamanan. Dalam hatiku...sudahlah...aku kagak mau pusing, karena tujuanku ke sini sebenarnya pengen merokok. Sedang asyik-asyiknya merokok, eh..eh pemandanganku terganggu lagi dengan suatu kejadian. Kalo semuanya masuk ke situ dan tidak boleh keluar kemana-mana lagi sich...kagak ape2. Tapi ini..ada beberapa orang yang aku nggak kenal dari mana...selonong boiii....keluar dari sangkar itu tanpa ada larangan. Lah kog bisa....emang apa bedanya dia dengan aku atau penumpang yang laen..??. Tapi sudah lah, mungkin itu pengalaman yang akan membuatku tidak akan lupa dengan TIMIKA. Kurang lebih setengah jam kemudian, petugas mengumumkan bahwa pesawat siap untuk melanjutkan perjalanan menuju Jayapura. Kami diminta me-ngantri dan berbaris satu-satu, dengan menunjukkan tiket+boarding, kartu transit dan kartu identitas (KTP). Kartu identitas?wong kagak kemana-mana....hanya di sangkar itu...
foto disadur dari alamat berikut
2 komentar:
hehehe ... seru juga ceritamu bos! Itu ngomong2 bagusnya cerita ini pake judul "kandang monyet" deh ... hiihiiii (tapi kan bukan kamu monyetnya too?)
itu yang kutakutkan...kalo pake judul "kandang monyet", suka-tidak suka, mau-tidak mau, aku ntar menjadi salah satu diantaranya....masa' manusia ada di kandang monyet, pasti monyet toh....he3x
Posting Komentar