Akhirnya datang jugaa ...

Hanya tiga kata, yang sering kita dengar di acara televisi, nyaris tak ada artinya sama sekali. Namun bagi saya tiga kata ini menjadi sebuah hal yang patut kita banggakan. Kita siapa? Yaa kita semua ini … semua orang yang punya cita-cita agar pengelolaan hutan lestari oleh masyarakat bisa diakui oleh Pemerintah. Sebuah upaya panjang dari teman2 kita masyarakat sekitar hutan. Dalam upaya ini terkadang muncul rasa lelah yang amat sangat, sebab Pemerintah tak juga mau mengakui bahwa masyarakat sekitar hutan mampu mengelola hutannya secara lestari. Selama ini hanya perusahaan perkayuan, dan orang-orang bermodal lah yang diyakini Pemerintah mampu mengelola hutan lestari.

Namun, bulan ini tampaknya sebuah upaya panjang untuk memastikan cita-cita itu tercapai mulai menampakkan hasilnya. Besok, tepatnya 10 Desember 2008, adalah hari bersejarah bagi sebuah koperasi masyarakat di pelosok Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Empat tahun yang lalu, koperasi masyarakat ini telah sukses memulai upaya pengelolaan kawasan hutan hak milik di areal yang sangat kecil, hanya 132 hektar. Kini, keberhasilan mereka telah berbuah kepercayaan Pemerintah untuk mengelola kawasan hutan negara yang lebih besar 68 kali luas kawasan yang mereka kelola sebelumnya. Kabarnya, Menteri Kehutanan sendiri yang akan datang untuk meresmikan pengelolaan kawasan hutan negara seluas 9,000 hektar ini oleh masyarakat Konawe Selatan.

Sebenarnya Koperasi Hutan Lestari Jaya (KHJL) telah menuai sejumlah sukses sejak tiga tahun lalu. Jika selama ini kayu Jati hanya dikenal sebagai produk perusahaan milik negara (Perum Perhutani) di pulau Jawa. KHJL telah membuktikan bahwa masyarakat lokal mampu mengelola dan memproduksi kayu jati di luar pulau Jawa secara lestari dengan kualitas prima. Bahkan mereka telah memperoleh sertifikat pengelolaan hutan lestari dari Forest Stewardship Council (FSC). Sebuah sertifikat yang bahkan tidak mudah didapatkan oleh perusahaan perkayuan di Indonesia.

Kalau saja upaya ini dapat bergulir bak bola salju di kampung-kampung lain di seluruh wilayah pelosok tanah air. Kalau saja sukses KHJL ini dapat diikuti dengan pembuktian lain di Sumatera, Kalimantan, Papua atau daerah-daerah lain. Saya yakin pada saat itu lah seluruh upaya penyelamatan hutan di Indonesia mencapai tujuannya.

Memang kejadian itu mungkin masih belum terjadi. Kita semua mungkin masih memeras keringat dan memutar otak untuk menuju ke sana. Namun, tak ada salah kita berhenti sejenak merayakan awal dari sebuah upaya dan kerja keras kita selama ini. Akhirnya datang jugaa … !!!

Selamat atas kerja keras Pak Halik, Nirwan, Atilu, Onte, serta
seluruh teman-teman di Sulawesi Tenggara!!

Tolong jangan berhenti berupaya, dan tolong bakar juga semangat kami yang di Bogor, agar kami pun dapat berkontribusi aktif dalam orkestra pengelolaan hutan lestari oleh masyarakat.



gambar di atas diunduh dari sini. Itu adalah aktivitas ecoforestry di Lake Murray, Papua Nugini. Kini masyarakat setempat telah mampu mengekspor produk kayu lestarinya dengan label "eco timber" ke Australia.

0 komentar:

Posting Komentar

Logo Telapak