Itu Bukan-lah Sekadar Ucap atau Basa-Basi

Dalam hidup....

Ada yang memilih ibarat singa, yang pada aum dan seringainya segala makhluk rimba takluk serta enggan berbantah menghindari punah.

Ada yang memilih penaka elang, yang dengan bebas melanglang angkasa luas lalu menukik tajam ke bumi tanpa sungkan menjarah mangsa.

Ada yang memilih bak pukang, yang melenggut malu dan kerap memicing mata meski sorak dan hiruk memintas tegas.

Atau girang menamsil diri seperti ikan hias dalam lemari kristal dengan sirip dan ekor nan indah berjumbai melenggok ria bersandang semu seharian – menanti suapan – tanpa angan.


Boleh jadi...
Ada yang memilih seperti lebah,
kadangkala marah tanpa lelah atau sesekali ramah tanpa resah,
senantiasa melangkah tak henti mencari arah membentuk rumah.

Apa pun kias itu semua..
Alam terkembang menjadi guru bagi kita,
Semestinya dimengerti ada muatan bahwa hidup bukan sekadarnya,
Pun punya makna : Berani hadapi yang tanda tanya!

Hari ini 21 Januari 2011..
Empat belas tahun TELAPAK punya usia,
Tak semua ajaran Perkumpulan bermakna literal terang dan nyata
Ada banyak ujar dan gambar bermakna simbolik dan metaforik
Ada beragam ulah dan tingkah mewarnai naik-turun dinamika
Sosok dan kiprah tiap kita menentukan arah dan bentuk huma
Bisa sederhana wujudnya namun tak mustahil jadi rumit dan pelik
Tergantung kadar kearifan yang melekat pada masing-masing kita

Apakah memahami dan taat lakukan janji organisasi, obsesi dan etik.

Hari ini 21 Januari 2011..
Banyak potensi bertabur di seantero negeri,
Dengan kepingan nomor spesifik di dalam hati
Bertumpu pada selembar daun dan jejak sepasang kaki
Pelambang tuntunan untuk mengerti dan memberi arti
Bahwa daun adalah bagian akhir saluran energi
Setelah bagian lain negeri ini sudah menikmati
Bahwa nama dan jejak mengandung relevansi
Apa yang dimilki hari ini adalah warisan untuk masa nanti

Hari ini 21 Januari 2011..
Dengan bersaksi pada Tuhan dan alam semesta
Begitu baris pertama janji dipatri
Mestinya disadari bahwa kebebasan pikir dan tindakan
Dibatasi oleh kerendahan hati, malu dan takut pada Illahi...
Lalu pada penggal akhir kalimat janji
Ada kehendak kuat membangun negeri

Jadi mandiri, berdaulat dan bermartabat
Itu bukan lah sekadar ucap atau basa-basi
Tapi mesti mewujud dalam laku sehari-hari
Agar kita semua bisa berkisah pada siapa pun
Bahwa dulu, kini dan nanti
TELAPAK ada dan berbuat
Memang untuk memberi arti bagi negeri ini!


Medan, 21 Januari 2011
Rajidt/T-001

0 komentar:

Posting Komentar

Logo Telapak