Catatan dari Training PM/CM; Project Management/Change Management. Bogor November 3-5, 2010.



Betapa maunya kita ini berubah menuju sesuatu yg lebih baik. Terbentur dengan persoalan pengaturan diri kita sendiri dan pengaturan kita secara organisasi. Seorang Fred van Leuwen pernah datang mampir ke Kedai Telapak setahun lalu dalam kunjungan napak tilasnya bersama dua orang adik tirinya yg masih punya turunan orang Indonesia. Sempat mampir ke beberapa kota di Jawa Tengah dan bercakap dengan seorang petani organik di Bali. Dan memutuskan melakukan kerja probono untuk Telapak setahun kemudian, yg juga bertepatan dengan undangan dari sebuah perusahaan di Malaysia.

Dia pernah mengelilingi Lautan Atlantik dengan perahu yachtnya bersama seorang anak laki-lakinya berumur 19 tahun, untuk jangka waktu 8.5 bulan. Mengaku diri sebagai seorang nomaden yg selalu berubah kecuali untuk istri, rumah tempat tinggal, mobil Volvo dan sebuah perahu yacht. (tapi selain itu semua memang apa sih dari kita yg bisa berubah lagi).

Program air beruntung menggunakan kesempatan yg ada. Mengundang seorang Fred untuk memberikan pelatihan tentang bagaimana pengelolaan sebuah projek layaknya dilaksanakan dan bagaimana semestinya sebuah projek bisa merujuk terjadinya sebuah perubahan.

Research shows that running projects and programs is far from easy, especially where organizational and/or cultural change is involved. At the same time, projects are of critical importance to achieve improvement goals. So your organization has every reason in the world to invest in its project management competences, hence this training.

Ada 16 orang yg menandatangani daftar hadir acara training yg diberi judul Advanced Project- and Change Management For superb handling of project mechanics, -people and –politics. Atau lebih enak disingkat menjadi PM/CM, Project Management/Change Management. Beberapa peserta datang dan pergi pada beberapa session. Sisanya bertahan mempertahankan kantuk siang dan kelambanan jalannya proses karena bilingual. Sukurlah Inggar, sang interpreter yg memang dasarnya berwajah Ayu, cukup tabah mengantarkan kita semua ke tingkat pemahaman lebih baik.

The rule is no rule, begitu kata Fred lembut membuka kuliahnya. I’m here for you. Profesional sekali. Dan dia tidak bergeming konsentrasinya walau dalam beberapa session jumlah peserta tinggal 6-8 orang.

MBI kata Hapsoro setengah berbisik. Management by Intuitif, katanya lebih jauh saat Fred menampilkan seperangkat tipe manajemen yg biasa dilaksanakan sebuah perusahaan. Bahasan tentang intuitif vs flexibility menjadi topik hangat diskusi. Sedangkan OBJECTIVES dan DELIVERABLES telah mengantar Vina dengan projek Penguatan CSO di DAS Air Bengkulu mendapat tempat di hati Fred, sebagai seseorang yg terkesan begitu meyakinkan pada saat presentasi. Walau terasa janggal saat hasil Belbinnya dianalisa. Tetapi SCOPE, TIME dan RESOURCES adalah dimensi pertimbangan pokok dalam pelaksanaan suatu inisiatif. Apa yg dilakukan jika Steering Commitee sebagai pemilik projek, kekurangan dana untuk operasional projek? Berdoa, kepala pecah, jual motor berturut-turut jawab Zen, Oiek dan Jalu. Kita menghabiskan energi sampai 80% untuk ACCEPTANCE by stakeholder, daripada untuk DELIVERABLES nya itu sendiri. Bagaimana kondisi di Telapak?

Dia pastikan ‘shoping list’ berisi rangkaian harapan peserta yg ditulis di awal kegiatan terbahas dengan baik. Justru di bagian akhir training, dia malah bersemangat membahas grafik tampilan Belbin masing-masing dari kita. Seseorang dengan sifat SHARPER dipastikan akan terus bersitegang dengan anggota tim lain dengan sifat yg sama. Alangkah baiknya jika di dalam sebuah tim terdapat semua sifat Belbin yg ada itu.

Berlatih dengan mengangkat kasus Pak Cik (Che Guavara) dari Medan tentang kasus pelurusan Sungai Deli dan keterlibatan Departemen Agama dan kasus tanah makam dan mesjid yg digusur. Terperangah dengan perubahan dinamis sebuah rencana saat Andian menceritakan penggusuran PKL di pinggiran Sungai xxx di Banjarbaru. Dengan sebuah perencanaan yg baik, semua perubahan itu bisa diantisipasi.

Tidak ada yg baru kata Jalu. Aku pernah mengikuti kegiatan serupa di Samdhana. Biasa saja imbuhnya. Apa yg membuat training ini berbeda? Tidak ada. Kecuali kita sendiri memberi rasa berbeda dengan berusaha MERUBAH DIRI memperbaiki diri menjadi manusia (baca membuat perencanaan dan strategi kerja) lebih baik. Sebelum akhirnya mampu membuat dan melakukan sebuah strategi CHANGE yg pas.

Berbagai tools yg diajarkan. Program training yg berusaha (dan beberapa manuvernya) diberikan meliputi: The project do’s and dont’s in practice; The project process & its standard deliverables; Projects, portfolio’s and programs; Planning & monitoring projects, controlling their issues & risks; The people in, and around the project; Stakeholder types and their interests, common practical dilemma’s; Project politics; Organizational change management. CD berisi rangkaian power point dan beberapa artikel terkait sudah bisa didapat melalui Boy, si tuan rumah acara.

This is my first time got interact with an NGO in Indonesia. I help Both ENDS to change and I got better view with one of their partners in Indonesia. I got impress with Telapak with just a small office like this. Once I met people than I understand there is something going on here. That’s not easy to impress me since I’ve travelled all around world and contact with so many big companies.

Penutupan ini berkesan dengan hadirnya puisi Thomson Hutasoit tentang Danau Toba yg dibacakan lantang oleh Dewan, sang Che dari ujung Sumatera. Tidak ada satupun yg bisa mengubah idealis kita. Dan tetaplah hidup dengan itu. Temukan saja cara cantik agar sang idealis tidak pernah menyerah tapi kita tetap bisa bertahan hidup.

2 komentar:

Anonim | Rabu, November 10, 2010 8:36:00 PM

Sebuah catatan yang telaten,ibu. Seperti yang saya bisikan kemarin, ini biasa saja. Yang istimewa adalah kita mendapat satu lagi "orang asing" yang mau berbagi dan mendorong kita untuk berubah dan optimis.(jalu)

Rita | Rabu, November 10, 2010 10:06:00 PM

temennya dia banyak kok, om jalu. siap-siap aja. lebih sering kita nantangin. ehh pass waktunya harus berubah, kita malah diam seribu basa. capek dehhh

Posting Komentar

Logo Telapak